Cinta itu sederhana, sesederhana aku menatapmu dari kejauhan selama
tiga tahun terakhir ini. Awalnya kita hanyalah teman yang sangat dekat ,
bisa dibilang sahabat , tapi sebenarnya dari awal bertemu aku sudah
mengagumimu lebih dari sekedar teman biasa. Kamu sempurna, sesempurna
mentari pagi yang menyinari bumi dan sesempurna bulan yang menebar cahaya disaat malam.
Sewaktu
SMP semua masih baik-baik saja, semua berjalan seperti biasa, seperti
aku tak mengagumimu, begitu pula sebaliknya. Kita lalui hari bersama
dengan tawa yang selalu ada. Seiring berjalannya waktu tidak terasa kita
sudah bersahabat selama 3 tahun, ini saatnya kita berpisah, aku tidak
lagi satu sekolah dengannmu, kita menjauh tapi masih sering memberi
kabarsatu sama lain.
Ku kira setelah kita berpisah kita
akan menjauh, tapi ternyata tidak, kita semakin dekat biarpun tidak
bertemu, kamu semakin sering memberi kabar, baik via telfon, sms
maupun sosial media. Awalnya aku biasa saja, aku anggap itu hanya
sedekarperhatian kepada seorang teman lama,tapi sepertinya aku salah.
Ada hari dimanakamu benar-benar bersikap lain dari biasanya.
“Aku suka sama kau sel”
Itu kata-kata darimu yang aku ingat. Aku tertawa, kamumemang selalu berhasil membuat aku lupa sejenak akan masalahku.
“Jangan bercanda”
Aku masih tidak percaya padamu, apalagi kamu memang suka mengerjaiku sejak dulu
“aku serius”
Tawaku
terhenti. Aku mulai berfikir kenapa kamu bisa sepertiini. Setengah
hatiku merasa senang , tapi setengahnya lagi aku takut, aku takut kalau
itu hanya salah satu leluconmu. Aku masih tak percaya padamu. Aku
mencoba meyakinkan diriku sendiri agar tidak masuk kedalam perangkapmu.
Aku pasti akansangat malu kalau itu sampai terjadi. Karna aku anggap itu
hanya permainanmu,akupun menolaknya. Aku tidak tau apakah aku akan
menyesal atau menertawakandiriku sendiri yang hampir tertipu. Hari-hari
selanjutnya kamu mulai jarangmengabariku, aku mulai takut apa yang kamu
katakan dulu memang benar-benarserius.
Hampir sebulan
setelah kejadian itu berlalu dan tetap tak ada satupun kabar darimu. Aku
mulai percaya kamu benar-benar punya rasa itu untukku, sama seperti
aku. Aku menyesali semuanya, aku benar benar bodoh karna tidak bisa
mempercayaimu, padahal itu adalah kata-kata yang aku tunggu selama
hampir 4 tahun. Selama itu aku memendam rasa yang sama denganmu, apa
kamu tau itu? Aku berusaha untuk menahan perasaanku yang ingin
memilikimu, dan disaat aku mendapat ijin untuk itu, aku malah
menyia-nyiakannya.
Aku benar-benar kacau, aku binggung
apa yang harus kuperbuat untuk memperbaiki hubungan kita. Aku ingin
mengatakan yang sejujurnya padamu tapi kamu malah berubah cuek dan itu
benar-benar membuatku down. Aku mulai pasrah dengan apa yang terjadi.
Mungkin aku sudah harus melepaskanmu. Aku yang membuat hal ini terjadi,
akulah yang harus menanggung akibatnya. Aku merindukan semua tentang
kita yang dulu, dimana semuanya hanya sebatas sahabat, tidak cinta yang
membuat semuanya menjauh. Aku rindu kamu sebagai sahabat, bukan sebagai
orang yang kusayangi. Aku rindu semua tentangmu, semua hari yang pernah
kita lalui , semua jalan yang pernah kita lewati, dan sebuah meja dengan
dua kursi yang pernah kita duduki bersama di kelas sewaktu SMP. Kamu
tau? Itu sudah cukup bagiku, tapi kenapa kamu malah berharap lebih? Apa
kamu lupa persahabatan jauh lebih indah? Lihat sajasekarang, apa kita
masih dekat? Apa kita masih sering bercanda? apa kita masih sering lalui
semuanya bersama? TIDAK!
Aku mungkin salah jika aku
menyalahkan kita yang mempunyai rasa ini. Tapi itulah kenyataannya. Aku
dan kamu menjadi ragu untuk bisa seperti dulu lagi, semua berubah dan
kita menjadi kaku seperti baru mengenal.Aku benci suasana ini, bahkan
sangat benci, Dan jika aku juga membenci rasa ini diciptakan untukmu,
apakah aku salah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar