Kamis, 23 Juni 2016

Rindu

Saking banyaknya kegiatan yang kita lakuin sama sama, kesannya kayak ada yang kurang gitu pas ingat kalau sekarang kita udah gak bisa lakuin itu sama sama lagi. Kita sekarang udah beda. Kamu menjauh dan pergi gitu aja sampai kita gak bisa ketemu lagi kayak sekarang.
Kata temen temen aku, "Ini cuma cobaan, Tuhan pengen liat sejauh mana kamu bisa sabar dan ikhlas. Ibaratkan aja pas kamu masih kecil punya mainan yang kamu suka, tapi tiba tiba pas kamu lagi asik main, mainan kamu malah rusak parah, trus kamu mau nangis gimanapun juga mainan itu gak bakal bisa bener lagi kayak semula. Kamu pasti harus beli mainan baru lagi kan?" Iya, aku tau ini cobaan, aku juga udah berusaha sabar dan ikhlas kok, tapi apa sih yang bisa mereka rasain? Tau apa sih mereka gimana rasanya jadi aku sekarang? Mereka pikir semudah itu gitu lupain kamu? Lupain kenangan dan segala hal tentang kita? NGAK! Kalau cuma ngomong mah semua orang juga bisa.
Kadang juga berasa aneh gitu pas ngeliat handphone sepi, padahal udah ditinggal berjam jam, tapi tetep aja gak ada notif sama sekali. Biasanya cuma ditinggal berapa menit aja udah banyak sms masuk, panggilan yang gak dijawab, atau masih banyak lagi notif dari sosmed. Itu dulu. Pas masih ada kamu. Pas masih ada yang nyariin. Pas masih ada yang khawatir kalau aku gak ngabarin. Kalau ingat yang gituan mah gak usah ditanya lagi rindunya kayak apa. Rindu serindu rindunya lah. Dulu kita juga sering pergi bareng, ngerjain tugas bareng, bahkan sampai ngebully orang bareng.Kalau ingat itu bisa bikin senyum senyum sendiri, jadi makin berasa kehilangannya.
Makin hari aku kayak berasa diperlakukan gak adil gitu sama Tuhan. Kenapa harus aku? Apa gak ada yang lain lagi? Kenapa harus disaat yang gak tepat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang pengen aku tanyain. Aku bener bener gak siap waktu itu, yaiyalah kamunya aja pergi gitu aja tanpa bilang bilang, siapa coba yang terima digituin? Semua cewek juga pasti ngerasain sakitnya gimana kalau ditinggal gitu aja pas lagi sayang sayangnya. Aku bahkan gak nyangka sama sekali ini bisa terjadi sama hubungan kita. Padahal semenjak kita pacaran kamu kayak gak bisa kehilangan aku. Tapi tau taunya? Kamu jahat!
"Ah udahlah lupain aja, life must go on", sempat berpikir kayak gitu sih, tapi baru sehari nyoba tetap aja gak bisa. Semua hal yang aku lakuin selalu berhubungan sama kamu. Ujung ujungnya keingat lagi, sedih lagi, nangis lagi. Sesulit ini ya ternyata. Emang bener kata orang kalau sesuatu akan lebih berharga disaat udah gak ada. Niatnya mau punya hidup yang lebih baik eh malah makin terpuruk. Aku mau semuanya kembali kayak dulu, kita bisa sama sama lagi, seneng seneng lagi, gak ada sedih sedihan lagi, gak ada air mata lagi. Jujur aku capek! Mau sampai kapan kayak gini? Sampai mati?
Kamu tau? Tiap hari, tiap jam bahkan tiap detik , aku tu berasa kayak pengen ngubungin kamu, pengen nanyain kabar kamu, pengen tau apa aja yang kamu lakuin seharian ini. Tapi aku bingung gimana caranya. Lewat sosmed? Apa iya kamu punya akun sosmed? Atau lewat surat? Tapi alamatnya aku tulis gimana? Surga?
 

Night!

Ini dia! Kegelapan malam yang diterangi senyum rembulan lengkap dengan maraknya bintang gemerlap. Malam akan terasa lebih sepi tanpa mereka, itu bagiku. Tidak satupun malam yang cerah berlalu begitu saja tanpa aku menikmatinya. Damai, sejuk, tenang. Saatnya melupakan semua aktivitas melelahkan dan rutinitas yang membosankan yang harus kujalani selama seharian penuh. Aku tidak bercanda, aku benar-benar merasakan dahsyatnya hipnotis langit malam terhadap diriku. Langit itu telah membawaku masuk kedunianya sehingga aku tidak terbebani dengan semua masalah hidupku sejenak. Aku telah jatuh cinta kepada pesona langit malam. Berbeda denganmu. Kamu tidak terlalu menyukai malam. Dinginnya malam membuatmu merasa tidak betah. Kamu lebih suka memandang kilauan sunset dibanding bulan dan bintang. Kenapa sunset? Entahlah, mungkin menurutmu sunset lebih indah. Sama seperti kamu yang tidak pernah memandangku karna aku memang tidak lebih indah dibandingkan mereka, teman-teman wanitamu.

Aku bingung ingin menceritakan ini mulai darimana. Yang aku ingat, aku mengagumimu semenjak dulu sekali. Bahkan aku lupa persisnya kapan. Setiap hari di setiap malan tepatnya, aku selalu bercerita pada langit tentang semua yang ada padamu. Bagaimana kita bertemu, bagaimana aku bisa menyukaimu, bagaimana hari-hariku ada atau tanpa kamu. Semuanya tentang kamu. Aku bercerita kepada mereka karna aku terlalu takut untuk bercerita kepada teman-temanku dan orang lain.

Kamu tau, kamu bagaikan malam yang aku kagumi. Bintang dan bulan yang senantiasa menemaniku dengan setia di setiap malamku tetapi mereka semua terlalu jauh, terlalu sulit untuk kugapai. Aku hanya bisa memandang mereka dari kejauhan, layaknya aku yang hanya bisa melihat punggungmu dari kejauhan tanpa kamu ketahui. Aku pengecut? Ah terserahlah. Bukan berarti aku mengagumimu aku juga harus memilikimu kan? Aku hanya ingin menikmati indahmu tanpa harus kamu ketahui. Aku sudah cukup dengan itu, tak pernah ingin lebih, tak akan pernah, karena aku tak ingin terlalu memaksakan keadaan yang ada. Aku sadar akan diriku sendiri. Mungkin aku kurang pantas memilikimu. Bahkan mengagumi dirimupun aku sudah sangat tidak pantas. Aku cuma hamparan tanah yang selalu diabaikan, diinjak-injak dan pastinya diperlakukan tak adil. Jauh berbeda denganmu bukan? Kamu adalah langit dan seisinya yang membuat semua orang jatuh cinta akan keindahannya. Kamu terlihat lebih bercahaya dibandingkan bintang yang lain. Semakin hari semakin terlihat lebih terang dan lebih mempesona.semakin sering juga membuat aku bertanya tanya, "Apakah aku berhak memiliki rasa ini?"

Kenangan Bersamamu

Pagi senin :) pagi yang aku tunggu setelah 2 hari yang lalu aku merubah gelar lajangku menjadi berpacaran :)
Tak sabar rasanya kulangkahi kaki ini untuk memasuki ruanganku , ruangan yang mempertemukan aku dengannya , lelaki yang berhasil meluluhkan hatiku dengan senyumannya :) bahkan pagi inipun kulihat senyum itu , senyum yang membuyarkan konsentrasiku mengerjakan soal ulangan akhir akhir ini :D

Dia , dia si pemilik senyum itu adalah adik kelas yang saat itu menjadi pacarku :D . Dia periang dan lucu , itu yang aku suka darinya :)
Dia punya banyak cara untuk membuatku tersenyum dan membuatku merasa nyaman berada di dekatnya :)
oh , mungkinkah ini bahagia ? Indahnya... :)

Setelah sekitar 2 bulan menjalani hubungan yang indah itu sikapnya mulai berubah . Sudah jarang terlihat lagi senyum itu , senyum yang biasanya diperuntukan hanya untuk aku :( kemana ? Kemana senyum itu ?
Dia yang dahulu selalu ada mulai berubah cuek dan masa bodoh dengan hubungan kami . Di awal aku masih mampu bertahan . Aku mengalah di setiap masalah , aku berusaha untuk tegar karna aku tak ingin hubungan ini berakhir , andai saja dia tau aku begitu menyayanginya , aku tak ingin kehilangannya , kehilangan senyumnya :(
Tapi sekuat kuatnya aku bertahan , aku tak kan mampu berjuang sendirian , aku hanyalah manusia lemah :(

Perlahan lahan aku berusaha untuk mencoba melepaskan , mencoba untuk tidak mengabarinya agar aku bisa lebih terbiasa nantinya .
Aku terlalu lelah berjuang sendirian . Aku ingin tau seberapa besar rasanya itu untukku , tapi ternyata rasa itu tidak sebesar rasaku untuknya :(
Hingga malam itu datang , malam 17 agustus 2013 , dengan mudahnya ia putuskan hubungan ini . Hubungan yang sudah terjalin 2 bulan 7 hari lamanya .
Sakit ? Iya , sakit sekali :(
Ingin rasanya ku caci maki dia , tapi apalah dayaku ? Aku terlalu menyayanginya :(
Aku tak ingin melukai perasaannya seperti dia melukai perasaanku :(
Aku hargai keputusannya , aku rela ! Aku tau keputusannyalah yang membuat dia bahagia .

Hari-hari selanjutnya tak pernah lagi kulihat senyum itu , senyum yang selalu aku tunggu , senyum khusus untukku :(
Jujur aku merindukannya , sangat rindu . Bahkan sampai detik ini aku belum bisa lupakan senyum itu :(
Aku ingin memilikinya lagi walau aku tau itu hanyalah sebuah MIMPI !

Untuk kamu pemilik senyum itu , terimakasih atas senyum terindah yang pernah kau beri :')


#10juni2013

Pemilik Mata Indah Itu

Kubuka mataku dan kulirik jam di handphoneku menunjukan pukul 17.07 . Ah , lagi-lagi aku telat , pikirku .
Dengan cepat aku beranjak bangun dan bersiap-siap untuk pergi. Mini dress rajutan berwarna kuning dengan sendal berwarna serupa serta rambut yang diikat agak tinggi , begitulah kira-kira style ku sore ini. Tujuanku adalah pantai. Rumahku memang tidak terlalu jauh dari pantai yang biasa kukunjungi. Aku hanya melewati jalan setapak yang menghubungkan rumahku dengan pantai itu. Aku pasti terlambat lagi , pikirku.

Sesampainya di pantai ku edarkan pandanganku ke semua orang yang lalu lalang di pantai itu . Dan akhirnya pandanganku terhenti kepada seorang lelaki dengan gitarnya yang duduk di bawah pohon kelapa sambil memandang kearah matahari yang akan menenggelamkan sinarnya.

Perlahan kulangkahkan kakiku untuk mendekatinya. Semakin dekat dan semakin dekat. Seketika itu juga ia menoleh kearahku. Dia menatapku dan tersenyum.
"Telat lagi ven? Sunsetnya udah lewat tuh", Katanya.
"Tadi ketiduran" , jawabku singkat.
Lagi lagi dia menatapku. Menatap dengan mata coklatnya yang indah itu. Mata itulah alasan utamaku menghabiskan setiap soreku disini. Ya mata itulah yang menghipnotisku. Mata itu yang perlahan-lahan menimbulkan rasa rindu untuk melihatnya lagi. Mungkin ini yang dikatakan cinta tanpa alasan.
Yang ia tau alasan utamaku kesini adalah melihat sunset. Ah , padahal itu hanya alasan-alasanku yg selanjutnya.
Jika hari sudah mulai gelap pertemuan itupun selesai. Begitulah pertemuanku setiap hari dengannya , selalu begitu. Sudah seperti ritual wajib untuk kami berdua. Hampir 4 bulan terakhir ini kami selalu melakukan ritual itu.

Esok harinya aku datang lebih awal dari kemarin. Sekitar pukul 16.36 aku sudah duduk manis menunggu pemilik mata indah itu. Kali ini dia yang terlambat , kataku di dalam hati sambil sedikit tertawa kecil. Pukul 17.00 dia belum juga muncul. Tidak biasanya, pikirku. Kira-kira setengah jam kemudian dia datang dengan berlari dan nafasnya yg tidak beraturan.
"Ah, aku telat" katanya sedikit berteriak sambil melihat ke arah matahari yang menampakkan cahaya kemerah-merahan.
"Darimana? Tumben" kataku penasaran.
"Tadi rencananya mau ngajak temen kesini, awalnya dia mau , tapi tiba-tiba dia bilang gak bisa. Kamu udah lama ?"
"Lumayan"
"Maaf ya?"
"Iya, santai aja"
Iapun duduk disebelahku , memetik gitarnya dan memainkan lagu sendu. Tidak biasanya dia memainkan lagu seperti ini. Biasanya selalu semangat. Dan itu , mata itu berbeda. Tidak pernah sebelumnya mata itu terlihat kosong dan hampa. Ada apa dengannya hari ini ? Ah , mungkin hanya perasaanku saja.

...

Kring.. Kring.. Kring..
Jam wekker ku berbunyi. Biasanya jam itu menunjukan jam mandi soreku.
Seketika mataku menjadi bulat membesar. Dengan setengah melompat aku bangun dari tempat tidurku dan langsung mencuci mukaku yang kusut.
Kuambil sweaterku dan langsung menuju pantai.
"Duh , ini sudah sangat sangatlah telat , dia pasti sudah lama berada disana duluan" kataku kesal.
Sampai dipantai langsung ketujukan pandanganku ke arah tempat duduk kami biasanya. Dia tidak ada. Ntah kemana. Mungkin sedang membeli minuman , kataku mencoba menghibur diri.
Hari mulai gelap , dia tetap tidak ada menampakkan diri. Dapat kupastikan bahwa dia tidak datang sore ini.
Akhir-akhir ini dia tidak seperti pencinta sunset yg aku kenal. Dia berubah. Pernah suatu hari dia berkata bahwa ia tidak ingin melewati satu sorepun tanpa melihat matahari terbenam. Tapi hari ini dia mengingkarinya.

Keesokan harinya aku tidak terlambat , aku sengaja datang lebih awal , dan yang pasti hari ini aku tidak lagi ketiduran.
Sampai di pantai aku langsung memusatkan perhatianku ke bawah pohon kelapa , ya tempat favorit kami. Tapi aku sedikit binggung karna disana ada seorang lelaki dan seorang wanita anggun menempati tempat kami biasanya. Kuberanikan diri untuk berjalan mendekat. Semakin dekat aku semakin mengenali siapa laki-laki itu.
Ya, dia adalah lelaki pemilik mata indah yang kupuja selama ini. Tak lama kulihat wanita itu berdiri sambil menarik tangan lelaki itu.
"Sayang, antarin aku pulang yuk , udah sore"
"Tapi mataharinya kan belom terbenam, rugi kalau gak liat"
"Udah ah , kan bisa lain kali"
Kudengar sedikit pembicaraan mereka. Apa ? Sayang ? Jadi wanita itu pacarnya ? Aku kira hanya aku yang akan selalu menemani setiap sorenya. Tapi ternyata aku salah. Dia sudah punya pujaannya sendiri , Bahkan jauh lebih cantik dan jauh lebih feminim dariku.

Akupun berbalik arah setelah melihat mereka menjauh meninggalkan pantai. Kusesali semua waktu yang telah kusia-siakan setiap sorenya di 4 bulan terakhir. Tak terasa di jalan mataku meneteskan sedikit demi sedikit bukti kekecewaan.

Sore-sore selanjutnya tak pernah lagi kulihat lelaki bermata indah itu. Mungkin ia terlalu sibuk dengan urusannya. Bisa jadi urusan dengan pacarnya. Mungkin dia juga lupa akan janjinya pada matahari dan janjinya denganku, ya aku , gadis yang mencintainya lewat keindahan matahari terbenam.


#selesai
#05022014

K I T A

Cinta itu sederhana, sesederhana aku menatapmu dari kejauhan selama tiga tahun terakhir ini. Awalnya kita hanyalah teman yang sangat dekat , bisa dibilang sahabat , tapi sebenarnya dari awal bertemu aku sudah mengagumimu lebih dari sekedar teman biasa. Kamu sempurna, sesempurna mentari pagi yang menyinari bumi dan sesempurna bulan yang menebar cahaya disaat malam.

Sewaktu SMP semua masih baik-baik saja, semua berjalan seperti biasa, seperti aku tak mengagumimu, begitu pula sebaliknya. Kita lalui hari bersama dengan tawa yang selalu ada. Seiring berjalannya waktu tidak terasa kita sudah bersahabat selama 3 tahun, ini saatnya kita berpisah, aku tidak lagi satu sekolah dengannmu, kita menjauh tapi masih sering memberi kabarsatu sama lain.

Ku kira setelah kita berpisah kita akan menjauh, tapi ternyata tidak, kita semakin dekat biarpun tidak bertemu, kamu semakin sering memberi kabar, baik via telfon, sms maupun sosial media. Awalnya aku biasa saja, aku anggap itu hanya sedekarperhatian kepada seorang teman lama,tapi sepertinya aku salah. Ada hari dimanakamu benar-benar bersikap lain dari biasanya.

“Aku suka sama kau sel”

Itu kata-kata darimu yang aku ingat. Aku tertawa, kamumemang selalu berhasil membuat aku lupa sejenak akan masalahku.

 “Jangan bercanda”

Aku masih tidak percaya padamu, apalagi kamu memang suka mengerjaiku sejak dulu

“aku serius”

Tawaku terhenti. Aku mulai berfikir kenapa kamu bisa sepertiini. Setengah hatiku merasa senang , tapi setengahnya lagi aku takut, aku takut kalau itu hanya salah satu leluconmu. Aku masih tak percaya padamu. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri agar tidak masuk kedalam perangkapmu. Aku pasti akansangat malu kalau itu sampai terjadi. Karna aku anggap itu hanya permainanmu,akupun menolaknya. Aku tidak tau apakah aku akan menyesal atau menertawakandiriku sendiri yang hampir tertipu. Hari-hari selanjutnya kamu mulai jarangmengabariku, aku mulai takut apa yang kamu katakan dulu memang benar-benarserius.

Hampir sebulan setelah kejadian itu berlalu dan tetap tak ada satupun kabar darimu. Aku mulai percaya kamu benar-benar punya rasa itu untukku, sama seperti aku. Aku menyesali semuanya, aku benar benar bodoh karna tidak bisa mempercayaimu, padahal itu adalah kata-kata yang aku tunggu selama hampir 4 tahun. Selama itu aku memendam rasa yang sama denganmu, apa kamu tau itu? Aku berusaha untuk menahan perasaanku yang ingin memilikimu, dan disaat aku mendapat ijin untuk itu, aku malah menyia-nyiakannya.

Aku benar-benar kacau, aku binggung apa yang harus kuperbuat untuk memperbaiki hubungan kita. Aku ingin mengatakan yang sejujurnya padamu tapi kamu malah berubah cuek dan itu benar-benar membuatku down. Aku mulai pasrah dengan apa yang terjadi. Mungkin aku sudah harus melepaskanmu. Aku yang membuat hal ini terjadi, akulah yang harus menanggung akibatnya. Aku merindukan semua tentang kita yang dulu, dimana semuanya hanya sebatas sahabat, tidak cinta yang membuat semuanya menjauh. Aku rindu kamu sebagai sahabat, bukan sebagai orang yang kusayangi. Aku rindu semua tentangmu, semua hari yang pernah kita lalui , semua jalan yang pernah kita lewati, dan sebuah meja dengan dua kursi yang pernah kita duduki bersama di kelas sewaktu SMP. Kamu tau? Itu sudah cukup bagiku, tapi kenapa kamu malah berharap lebih? Apa kamu lupa  persahabatan jauh lebih indah? Lihat sajasekarang, apa kita masih dekat? Apa kita masih sering bercanda? apa kita masih sering lalui semuanya bersama? TIDAK!

Aku mungkin salah jika aku menyalahkan kita yang mempunyai rasa ini. Tapi itulah kenyataannya. Aku dan kamu menjadi ragu untuk bisa seperti dulu lagi, semua berubah dan kita menjadi kaku seperti baru mengenal.Aku benci suasana ini, bahkan sangat benci, Dan jika aku juga membenci rasa ini diciptakan untukmu, apakah aku salah?

WHY?

Pernah ada yang tanya begini :
"Kenapa mau kuliah disana? Kenapa mau jadi guru SD?"

"Saya juga gak tau" itu jawabannya.

Yang saya tau orang tua saya yang kuliahin saya disini.
Pas udah kelulusan, mereka langsung niat jadiin saya seorang guru. Bahkan mereka ngak pernah nanya saya mau jadi apa atau mau kuliah dimana.
Padahal dulu juga saya punya mimpi. Saya mau bantuin orang sakit dengan pakaian dinas saya yang serba putih :)

Sampai sekarang saya gak pernah percaya kalau jalan hidup saya nantinya gak sesuai sama apa yang saya mau.
Saya gak suka jadi guru. Saya gak ngerti gimana caranya ngomong didepan kelas setiap hari, saya juga gak ngerti gimana caranya ngejelasin materi yang mungkin sayanya juga gak paham.

Bukannya saya nyalahin orang tua saya, sebagai seorang anak wajar aja kalau sayanya cuma bisa nurut, toh nanti mreka juga yang kerja buat bayar uang kuliah saya.

Awalnya emang terpaksa, tapi lama kelamaan semuanya jadi biasa aja, ya berusaha jalanin kayak masa SMA ajalah, daripada jadi beban.

Dosen saya pernah bilang, jadi guru itu mudah, apalagi guru SD. Bisa liat senyum polos dari anak murid setiap hari, bisa liat gimana lucunya mereka waktu nanyain hal hal yang mungkin gak masuk akal, dan bahkan secara gak sadar kita bisa jadi idola mereka.

Mama saya juga pernah bilang kalau jadi guru itu kerjanya mulia, banyak pahalanya. Karna sekiller killernya seorang guru, suatu saat nanti pasti ada salah satu murid yang nyebut namanya di dalam doa sebagai tanda terimakasih.

Pas udah dipikir pikir, hidup dengan profesi sebagai seotang guru gak buruk buruk banget kan? :)